Sabtu, 03 Februari 2018

Mekanisme Reaksi Eliminasi alkil Halida dan Alkohol

Reaksi Eliminasi Alkil Halida

Eliminasi artinya pelepasan atau penghilangan. Reaksi eliminasi dapat dianggap kebalikan dari reaksi adisi. Pada reaksi ini, dua atom atau gugus yang masing-masing terikat pada dua buah atom C yang letaknya berdampingan dilepaskan oleh suatu pereaksi sehingga menghasilkan ikatan rangkap. Reaksi ini hanya dapat berlangsung bila ada zat yang menarik molekul yang akan dieliminasi. Reaksi eliminasi digunakan untuk membuat senyawa-senyawa alkena dan alkuna. Sebaga contoh adalah reaksi pembuatan etena dari etanol.
 Reaksi eliminasi adalah suatu jenis reaksi organik dimana dua substituen dilepaskan dari sebuah molekul baik dalam satu atau dua langkah mekanisme. Reaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2, sedangkan reaksi dua langkah disebut dengan reaksi E1. Simbol angka pada huruf E (yang berarti elimination) tidak melambangkan jumlah langkah. E2 dan E1 menyatakan kinetika reaksi yaitu berturut-turut bimolekuler dan unimolekuler.

Mekanisme E2
Reaksi E2 hanya terjadi dari satu langkah atau hanya terjadi proses satu tahap dimana ikatan karbon-hidrogen dan karbon-halogen terputus membentuk ikatan rangkap C=C. Reaksi E2 dilangsungkan oleh alkil halida primer dan sekunder. Reaksi ini hampir sama dengan reaksi SN2. Reaksi E2 secara khusus menggunakan basa kuat untuk menarik hidrogen asam dengan kuat. Nukleofil bertindak sebagai basa dan mengambil proton (hidrogen) dari atom karbon yang bersebelahan dengan karbon pembawa gugus pergi. Pada waktu yang bersamaan, gugus pergi terlepas dan ikatan rangkap dua terbentuk.






Konfigurasi yang terbaik untuk reaksi E2 adalah konfigurasi dimana hidrogen yang akan tereliminasi dalam posisi anti dengan gugus pergi. Alasannya ialah bahwa pada posisi tersebut orbital ikatan C-H dan C-X tersusun sempurna yang memudahkan pertumpang tindihan orbital dalam pembentukan ikatan p baru. Reaksi E2 menggunakan basa kuat seperti –OH, -OR, dan juga membutuhkan kalor, dengan memanaskan alkil halida dalam KOH atau CH3CH2ONa dalam etanol.
  
Mekanisme E1

Reaksi E1 adalah reaksi eliminasi dimana suatu karbokation (suatu zat antara yang tak stabil dan berenergi tinggi, yang dengan segera bereaksi lebih lanjut) dapat memberikan sebuah proton kepada suatu basa dan menghasilkan sebuah alkena. Pada reaksi SN1, salah satu cara karbokation mencapai produk yang stabil ialah dengan bereaksi dengan sebuah nukleofil.
Karbokation adalah suatu zat antara yang tak stabil dan berenergi tinggi. Karbokation memberikan kepada basa sebuah proton dalam reaksi eliminasi, dalam hal ini reaksi E1 menjadi sebuah alkena.

Tahap 1 (lambat)
Pertama dalam reaksi eliminasi adalah tahap lambat dan merupakan tahap penentu laju dari reaksi keseluruhan. Suatu reaksi E1 yang khas menunjukkan kinetika order-pertama, dengan laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi alkil halide saja.

Tahap 2 (cepat)
Dalam tahap dua reaksi eliminasi, basa itu merebut sebuah proton dari sebuah atom karbon yang terletak berdampingan dengan karbon positif. Elektron ikatan sigma karbon hidrogen bergeser ke arah muatan positif, karbon itu mengalami
Rehibridisasi dari keadaan sp3 ke keadaan sp2, dan terbentuklah alkena.






Karena suatu reaksi E1 berlangsung lewat zat antara karbokation, maka tidak mengherankan bahwa alkil halida tersier lebih cepat daripada alkil halida lain.

E1 merupakan reaksi eliminasi unimolekuler. Mekanisme E1 mempunyai tahap awal yang sama dengan mekanisme SN1. E1 terdiri dari dua langkah mekanisme yaitu ionisasi dan deprotonasi. Ionisasi adalah putusnya ikatan hidrogen-halogen membentuk intermediet karbokation. Reaksi E1 biasanya terjadi pada alkil halida tersier. Reaksi ini berlangsung tanpa kuat, melainkan dengan basa lemah (dalam suasana asam dan suhu tinggi). Reaksi E1 mirip dengan reaksi SN1. Tahap lambat atau penentuan ialah tahap ionisasi dari substrat yang menghasilkan ion karbonium. Mekanisme kedua adalah tahap cepat (deprotonasi), basa merebut sebuah proton dari sebuah atom karbon yang terletak berdampingan dengan karbon positif. Elektron ikatan sigma karbon hidrogen bergeser ke arah muatan positif, karbon itu mengalami Rehibridisasi dari keadaan sp3 ke keadaan sp2, dan terbentuklah alkena. Karena suatu reaksi E1 berlangsung lewat zat antara karbokation, maka tidak mengherankan bahwa alkil halida tersier lebih cepat daripada alkil halida lain. 








Reaksi Eliminasi pada Alkohol

Mekanisme umum dehidrasi alkohol sbb:










Tahap awal adalah melibatkan protonasi alkohol oleh suatu asam diikuti hilangnya molekul air sehingga dihasilkan karbokation (jalur E1):









Eliminasi terjadi ketika asam konjugasi dari suatu basa menyerang atom Hidrogen. Produk akhir dihasilkan alkena.

 Contoh reaksi dehidrasi alkohol: mekanismenya







 permasalahan:


1.      Pada mekanisme E1 di jelaskan “Reaksi E1 mirip dengan reaksi SN1” mengapa hal itu bisa terjadi dan berikan contohnya.
2.      Pada mekanisme E2 di jelaskan bahwa “Reaksi E2 secara khusus menggunakan basa kuat untuk menarik hidrogen asam dengan kuat” mengapa basa kuat bisa menarik hidrogen asam dengan kuat dan bagaimana jika reaksi E2 menggunakan basa lemah?
3.      Apa yang membedakan reaksi eliminasi alkil halida dengan alkohol?
4.      pada kondisi apa reaksi alkohol terjadi ?


4 komentar:

  1. baikalah saya akan menjawab pertanyaan no 2 yaitu ada mekanisme E2 di jelaskan bahwa “Reaksi E2 secara khusus menggunakan basa kuat untuk menarik hidrogen asam dengan kuat” mengapa basa kuat bisa menarik hidrogen asam dengan kuat dan bagaimana jika reaksi E2 menggunakan basa lemah?
    jawabanya adalah secara khusus reaksi E2 menggunakan basa kuat untuk menarik Hidrigen asam dengan kuat lalu jika reaksi E2 menggunakan basa lemah maka penarikan Hidrogen asam akan lemah atau tarikannya tidak kuat sehingga Hidrogen asam tidak dapat lepas.

    BalasHapus
  2. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Yaitu mengapa reaksi E1 mirip dengan reaksi SN1? Dan berikan contohnya.
    Kemiripan yang pertama yaitu sama-sama berlangsung secara 2 tahap. Jika suatu nukleofil (basa lewis) bereaksi dengan alkil halida, maka akan selalu terjadi kemungkinan reaksi subsitusi atau reaksi eliminasi. Jika reagen menyerang atom karbon maka akan terjadi reaksi substitusi, sedangkan jika reagen menyerang atom hidrogen tetangganya maka akan terjadi reaksi eliminasi. Contohnya suatu alkil halida direaksikan dengan nukleofil basa, kemungkinan hasilnya jika substitusi adalah gugus alkohol dan jika reaksi eliminasi hasilnya adalah alkena..

    BalasHapus
  3. baiklah,saya akan menjawab pertanyaan ke-4, yaitu pada kondisi apa reaksi eliminasi alkohol terjadi? reaksi dehidrasi biasanya didefinisikan sebagai reaksi yang melibatkan pelepasan air dari molekul yang bereaksi, reaksi dehidrasi merupakan subset dari reaksi elinasi. pada dasarnya Alkohol menjalani reaksi eliminasi jika dipanaskan dengan katalis asam kuat, misal H2SO4 atau asam fosfat (H3PO4) untuk menghasilkan alkena dan air.sekian, semoga membantu :)

    BalasHapus
  4. terimakasih nadia , saya akan menjawab permasalahan anda no 3 :
    Banyak sekali hal yang membedakan antara eliminasi alkil halida dan alkohol , yang paling utama adalah senyawa penyusun dan senyawa yang dihasilkan , kemudian perbedaan dari mekanisme reaksinya .

    BalasHapus